Terima kasih anda telah mengunjungi blog kami. Semoga bisa mengabil manfaat dari setiap isi yang kami tampilkan.

3.10.2018

Pendidikan Subyektif-Interkonektif dalam Membentuk Generasi Emas

Pendidikan Subyektif-Interkonektif dalam Membentuk Generasi Emas Indonesia

Pendidikan merupakan modal utama dalam membentuk karakter generasi bangsa. Pendidikan dalam artian umum adalah pola transfer pengetahuan dari subyek kepada obyek sehingga menghasilkan pengetahuan baru yang dapat dijadikan pijakan dalam bersikap, bertindak, dan berpendapat. Dalam kerangka seperti ini, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah tanggung jawab dari setiap manusia untuk mendidik generasi selanjutnya. Keberlanjutan kehidupan yang sukses tak lain akan selalu berada pada tangan genarasi muda, generasi yang akan menentukan masa depan. Sehingga sudah sewajarnya pendidikan harus dilaksanakan semaksimal mungkin oleh elemen-elemen terkait.
Paradigma pendidikan yang terkonstruk dalam masyarakat Indonesia cenderung pada aspek formal, yakni dengan memasukkan anak pada lemabaga-lembaga pendidikan. Tak jarang, lembaga yang dipilih adalah lembaga yang memiliki kredibilitas tinggi, meski harus memakan dana yang lebih banyak. Upaya semacam ini dapat dikatan positif karena ada kesadaran dari orang tua untuk membentuk pengetahuan yang unggul dengan menempatkan anaknya ke lembaga yang kredibel, bahkan berlabel internasional.
Fenomena yang akhir-akhir ini terjadi, pendidikan dihadapkan pada problematika sosial, yakni adanya moralitas yang menurun dari peserta didik, dalam artian peserta didik pada lembaga pendidikan formal. Problematika ini memunculkan pertanyaan besar, bagaimana pendidikan yang menjadi paradigma formalis dari masyarakat dapat berjalan efektif dan menghasilkan karakter yang baik bagi seluruh peserta didik? Dalam hal ini, efektifitas dari pelaku pendidikan tak lagi harus dimaknai sebagai pendidikan pada lembaga formal, pun juga berlanjut setelah kegiatan pembelajaran di lembaga formal selesai. Dalam artian, pendidikan harus dijalankan pada seluruh lingkungan anak tinggal.
Pertama, lingkungan keluarga tak bisa lagi menyerahkan total pembentukan pengetahuan dan karakter kepada lembaga pendidikan. Pendampingan dengan pendekatan parenting diperlukan guna pembentukan pengetahuan dan karakter yang konprehensif. Peran keluarga sangat diharapkan dalam rangka memperdalam pengetahuan yang anak dapatkan di lembaga-lembaga formal. Hal ini dapat dilakukan dengan pendampingan belajar mandiri, pemberian contoh secara langsung dalam bertindak dan bersikap, serta selalu mengawasi perkembangan kompetensi anak. Keluarga harus mengambil peran dengan selalu berkordinasi denga tenaga pendidik di lembaga formal agar terjalin komunikasi yang positif, sehingga anak selalu merasa terperhatikan dalam segala aspeknya. Kelemahan dan kelebihan selalu dievaluasi secara bersama, agar kompetensi anak dapat berkembang dan mampu menjadi generasi emas.
#sahabatkeluarga

Tahamul Ada' Hadis

Pengertian Tahammul wa al-Ada’           Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu periwayatan hadits dari seorang guru dengan menggu...